Jumat, 02 Juni 2017

MENGETAHUI TEKNIK DASAR MELUKIS

Pengertian Melukis

Melukis merupakan cabang atau bagian dari seni rupa. Hanya melukis atau seni lukis lebih lengkap dan utuh pengembangannya daripada menggambar biasa.

Dalam penjelasan teknik-teknik melukis, maka seni lukis atau melukis memiliki pengertian berupa suatu aktivitas yang mengolah media dua dimensi menjadi suatu objek tiga dimensi untuk memperoleh kesan yang diinginkan.

Pengertian lain dari seni lukis adalah paparan imajinasi dari seorang seniman yang dituangkan dalam suatu media tiga dimensi untuk memunculkan kesan dan imajinasi tertentu dari sang pelukisnya.

Aliran Seni Lukis

Yang dimaksud dengan aliran seni lukis adalah suatu pakem atau aturan tertentu yang menjadi suatu acuan bagi sang pelukis untuk mengembangkan karyanya dalam bentuk lukisan. Biasanya aliran seni lukis dipengaruhi oleh perkembangan kondisi sosial pada saat tertentu yang diadopsi oleh seniman dalam karya-karyanya.

Aliran dalam seni melukis biasa disebut juga dengan gaya. Gaya atau aliran seni lukis banyak macamnya. Beberapa yang dikenal oleh sebagian orang termasuk Anda adalah sebagai berikut :

  • Realisme, biasa mengangkat tema lukisan obyek real atau nyata. Semisal lukisan tentang manusia, ataupun hewan.
  • Naturalisme, adalah seni lukis yang mengangkat tema alam. Seperti pemandangan alam, gunung meletus dan lain sebagainya.
  • Surealisme, adalah aliran seni lukis yang menggambarkan hal-hal tidak nyata menjadi suatu wujud lain yang dilukiskan dalam suatu obyek gambar. Contohnya, lukisan Buraq – kendaraan Nabi Muhammad ketika sedang melakukan Isra Mi’raj.
  • Ekspresionisme, yakni tidak terikat pada suatu hal khusus. Karena lebih mengutamakan pemahaman seorang pelukis terhadap sesuatu yang diyakini atau dirasakannya.
  • Kontemporer. Kontemporer adalah hal-hal modern yang dapat Anda hadirkan dalam kegiatan melukis. Seni lukis Kontemporer biasanya digunakan untuk keperluan tertentu yang lebih mengutamakan efek visualnya. Misalnya digunakan untuk keperluan iklan, sponsor dan yang semacamnya.
  • Abstraktif, yakni seni lukis yang mengetengahkan obyek lukisan yang sifatnya abstrak (tak berbentuk), namun dalam pandangan sang pelukis memiliki suatu nilai tertentu. Dan sang pelukis biasanya akan menyerahkan penilaian karyanya kepada si penikmat lukisannya. Sehingga muncul berbagai apresiasi si penikmat lukisan. Di Indonesia, pelukis abstraktif cukup banyak, dan salah satu yang mungkin Anda pernah dengar adalah Basuki Abdullah.
Dan masih banyak aliran-aliran yang ada dalam seni lukis. Seperti aliran seni lukis Dekoratif, Kubisme dan Impresionisme. Semua tergantung kepada si pelukis untuk mewujudkan karyanya, dan apresiasinya tergantung kepada si penikmat karya lukis.

Teknik-Teknik Melukis

Melukis memiliki aliran-aliran tertentu yang menjadi pakem bagi sang pelukis. Namun teknik melukis tidak terlalu banyak. Karena pada dasarnya semua aliran memakai teknik melukis yang sama.

Di antara teknik-teknik melukis sederhana yang Anda ketahui seperti teknik sapuan kuas di atas kanvas, dan spray. Ada juga teknik dengan pemakaian palet atau alat bantu melukis yang berupa sendok besi tipis untuk menyapukan cat di atas media.

Secara garis besarnya seni melukis dibagi dalam dua teknik utama. Yakni teknik basah dan teknik kering.

  • Teknik Basah, adalah teknik melukis dengan menggunakan media lukisan berupa kanvas serta menggunakan cat air maupun cat minyak.
  • Teknik Kering adalah teknik melukis dengan memakai media selain kanvas, bisa berupa media varian lain seperti : tembok, board (papan iklan) mobil ataupun di atas selembar t-shirt.
Peralatan Melukis

Peralatan yang dipakai biasanya lebih diutamakan dapat menunjang kegiatan sang pelukisnya. Umumnya adalah satu set cat air atau cat minyak komplit, kuas dalam berbagai ukuran, kemudian palet dalam tiga ukuran (besar, sedang, dan kecil), serta kanvas. Kanvas biasanya akan ditopang sebuah tripod yang kakinya dapat disetel sesuai dengan kebutuhan.

Cat air dalam penggunaannya selalu dicampur dengan air. Sedangkan cat minyak dalam pengaplikasiannya dicampur dengan minyak atau biasa disebut dengan linsed oil.

Sedangkan pisau palet atau Anda dapat pula menyebutnya dengan kapi, memiliki tiga ukuran standar yang dapat Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan. Semisal ingin memberi kesan slide dalam lukisan, atau ingin menebalkan suatu obyek lukisan.

Sedangkan kanvas dapat Anda peroleh di toko-toko hobi atau toko yang khusus menjual peralatan melukis.

Perkembangan Teknik-teknik Melukis

Dalam perkembangannya, teknik-teknik melukis berubah perlahan-;lahan dalam pengaplikasiannya. Meski secara garis besar tetap terbagi atas dua, yakni teknik basah dan teknik kering.

Namun sesuai dengan pengertiannya, bahwa melukis pada dasarnya adalah pengembangan dari menggambar. Maka sebuah foto atau film yang diaplikasikan dalam sebuah fotografipun tetap akan dianggap sebagai suatu lukisan.

Kita sebagai bangsa Indonesia dapat berterima kasih kepada pihak Malaysia yang sudah mempromosikan Batik sebagai bagian dari kebudayaan mereka. Karena:
1. Sebelum-sebelumnya kita tidak terlalu menghargai warisan budaya yang sangat indah ini. Sebelum-sebelumnya kita tidak mengajukan Batik kepada UNESCO untuk diakui dunia.
2. Sebelumnya batik hanya diidentikkan dengan pakaian orang tua atau pakaian resmi jika menghadiri acara undangan pernikahan.
3. Sebelum-sebelumnya anak muda enggan pakai batik, namun sekarang para selebritis pun terlihat keren memakai batik yang dimodernisasikan.
4. Sebelum-sebelumnya tidak ada hari Jumat para eksekutif di kawasan bisnis Jakarta menggunakan batik untuk ke kantor.
Kita patut berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Malaysia baik itu pemerintah dan seluruh pihak swastanya.
Sudah bertambahkah kecintaan kita akan batik Indonesia? Sudah bertambahkah pengetahuan kita mengenai batik Indonesia?
Postingan Cerita dan Warta  kali ini akan membahas mengenai beragam corak batik dari Sabang sampai Merauke. Semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan teman-teman semua!

Batik Sumatera

Batik Aceh

Pengrajin Batik Aceh
Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah yang menjadi ciri khas batik Aceh.
Motif-motif pada batik Aceh umumnya melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif Pintu Aceh misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah. Kenyataannya, rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif tersebut mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan.
Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek, Pucok Reubong, dan lain-lain.


 

 

Batik Jambi

Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, seperti tumbuhan, hewan, dan aktivitas sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain adalah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis.
Berikut ini adalah motif-motif Batik Jambi yang beraneka ragam. Lebih tertarik yangmanakah Anda?


Batik Bengkulu



Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi itu membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik khas Bengkulu secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama adalah batik Besurek dengan motif khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang memiliki motif berupa tulisan asli masyarakat Rejang Lebong.
Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif rembulan.
Berikut ini beberapa motif batik Besurek:
Batik Riau
Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, seperti merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain adalah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.
Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir Riau:

Batik Padang

Di Padang, batiknya yang terkenal bernama batik tanah liek/tanah liat. Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan ke dalam tanah liat. Namun, seiring dengan permintaan pasar, batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat saja. Batik ini pada akhirnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
Ini dia beberapa motif dari batik Tanah Liek:

Batik Lampung

Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya. Tapi jangan salah, Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan sering menjadi rebutan kolektor asing adalah motif perahu dan “pohon kehidupan”.
Ini adalah beberapa contoh motif dari batik Lampung:
Batik Jawa

Batik Jawa Barat

Mungkin hanya sedikit yang tahu bahwa daerah Jawa Barat memiliki motif batik yang sungguh kaya. Ketua Yayasan Batik Jawa Barat baru-baru ini mengatakan bahwa Jawa Barat memiliki 200 motif batik yang model dan coraknya sesuai dengan daerah asalnya. Masing-masing daerah tersebut memiliki motif unik tersendiri, seperti di Bogor terdapat motif kota hujan, bunga bangkai, dan kujang kijang yang menggambarkan Bogor sebagai kota hujan. Dikatakan pula bahwa daerah Cirebon memiliki corak batik yang paling banyak.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Barat:

 

Batik Indramayu

Untuk lebih lengkapnya mengenai 143 motif batik Indramayu beserta sejarahnya dapat melihatnya di: http://www.batikpaoman.com/motif.htm

Batik Bogor


Batik Cirebon

Batik Garut

Batik Jawa Tengah

Ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Tengah:

Batik Semarang

Diproduksi para pengrajin di Kampung Batik, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang, batik Semarang juga menawarkan beragam motif yang khas dibanding motif-motif batik dari daerah Jawa Tengah lainnya. Pada umumnya batik Semarang berwarna dasar oranye kemerahan karena mendapat pengaruh dari China dan Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak dipengaruhi budaya China yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang lebih menonjol daripada flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago, cendrawasih, burung phoenix, dan sebagainya. Adapun motif Semarang yang menonjolkan ikon kota Semarang seperti Tugu Muda, Lawang Sewu, Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.
Beberapa motif dari batik Semarang:

Batik Solo

Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya yang terkenal antara lain “Sidomukti” dan “Sidoluruh”. Batik Solo memiliki warna dominan cokelat soga kekuningan.
Beberapa motif dari batik Solo:
Motif Sidomukti – Agar selalu mukti, berkecukupan, motif ini biasanya digunakan saat upacara Panggih Pengantin

Batik Pekalongan

Motif Batik Pekalongan sedikit banyak dipengaruhi pembauran masyarakat Pekalongan, Jawa Tengah, dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu adalah batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.
Beberapa motif batik Pekalongan:


Batik Pekalongan motif Jlamprang

 






Batik Rembang

Batik yang sangat terkenal di Rembang adalah batik Lasem. Batik Lasem ini pasarannya pun sudah menembus pasar mancanegara. Berikut ini adalah motif-motif dari batik Lasem:

Batik Tegal

Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap. Budaya berpakaian batik di Tegal dibawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik.
Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau Tegalan:

Batik Yogyakarta

Di Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning. Karakter motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.






Beberapa motif dari batik Yogyakarta:

Batik Jogja motif Ambarsari

Batik Jawa Timur
Perkembangan batik di Jawa Timur sebenarnya agak lambat dibandingkan dengan batik Jawa Tengah. Salah satu penyebabnya mungkin karena batik di Jawa Tengah dan Yogyakarta memiliki patron dari kalangan keraton sehingga selalu ada inovasi. Padahal, batik di Jawa Timur juga memiliki motif yang tidak kalah uniknya dibandingkan dengan daerah lain.
Batik Jawa Timur mempunyai motif yang lebih bebas, tanpa terikat pakem-pakem motif yang ada sebelumnya. Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan dipengaruhi berbagai kebudayaan asing. Warna-warna yang dipakai batik Jawa Timur tampak lebih cerah. Batik Jawa Timur sebenarnya tersebar merata di seluruh wilayah Jatim.
Hanya saja ada lima wilayah di mana perajin batik lebih banyak ditemukan, yakni di Madura, Tuban, Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Timur:

Batik Madura


Ternyata, Pulau Madura tak hanya tersohor dengan karapan sapi dan garamnya. Wilayah yang termasuk Provinsi Jawa Timur ini juga terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan, produk batiknya memiliki ragam warna dan motif yang tidak kalah dengan produksi daerah lain. Maklum, batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Selain warna yang mencolok, seperti kuning, merah atau hijau, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.

Batik Pacitan

Batik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik seperti Motif Sidomulyo, Sekar Jagat, Semen Romodan Kembang-Kembang.

Batik Sidoarjo

Sidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama Batik Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik tulis dengan motif yang khas dari Sidoarjo. Motif kain batik asal Jetis didominasi flora dan fauna khas Sidoarjo yang memiliki warna-warna cerah, merah, hijau, kuning, dan hitam. Motifnya juga motif kuno, tidak banyak perubahan dari motif yang dulu dipakai oleh para pendahulu. Ada abangan dan ijo-ijoan (gaya Madura), motif beras kutah, motif krubutan (campur-campur) lalu ada motif burung merak, dan motif-motif lainnya.

Batik Tuban

BATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa Timur, Kenapa? karena proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik Gedog.
Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.

Batik Banyuwangi

Tak banyak orang yang tahu, bahwa sejatinya Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara. Banyak motif asli batik khas Bumi Blambangan. Namun hingga sekarang, baru 21 jenis motif batik asli Banyuwangi yang diakui secara nasional. Jenis-jenis batik Banyuwangi itu salah satunya antara lain: Gajah Oling; Kangkung Setingkes; Alas Kobong; Paras Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.
Semua nama motif dari batik asli Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa hewan seperti belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya seperti cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi.
Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.

Batik Mojokerto

Batik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan batik yang sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Keunikan batik Mojokerto adalah pada nama-nama coraknya yang sangat asing dan aneh di telinga sebagian orang. Misalnya gedeg rubuh, matahari, mrico bolong, pring sedapur, grinsing, atau surya majapait. Batik Mojokerto kini memiliki 6 motif yang telah dipatenkan, yakni pring sedapur, mrico bolong, sisik gringsing, koro renteng, rawan indek dan matahari.
Desain batik itu Mojokerto mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia.  Misalnya motif pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam. Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip seperti anyaman bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan merica berlubang.

Batik Ponorogo

Batik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya yang diilhami dari kesenian reog yang menjadi ikon di daerah ini. Hingga kini paling tidak sudah 25 corak batik Ponorogo diciptakan. Motif batik lainnya antara lain merak tarung, merak romantis, sekar jagad, dan batik reog.

 

Batik Tulungagung

Pesona batik Tulungagung terletak pada tingkat keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah. Beberapa motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain “buket ceprik gringsing”,”buket ceprik pacit ungker”, serta “lereng buket”. Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki para perajin di Tulungagung.
Batik Tulungagung, Jawa Timur yang juga dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.

Batik Kalimantan

Selama ini yang terkenal hanyalah motif Batik dari pulau Jawa. padahal Kalimantan juga memiliki motif yang tak kalah menarik dan khas. Bila kain Batik Kalimatan Selatan terkenal dengan nama kain Sasirangan, kain batik Kalimantan Tengah terkenal dengan nama Batik Benang Bintik-nya. Motifnya pun variatif dengan warna-warna yang memanjakan selera.
Motif yang umum adalah Batang Garing (simbol batang kehidupan bagi masyarakat Dayak), Mandau (senjata khas suku Dayak), Burung Enggang/Tingang (Elang Kalimantan), dan Balanga. Warnanya lebih berani seperti shocking pink, hijau stabilo, merah terang, oranye, dan masih banyak lagi.
Batik Benang Bintik (Sumber: Batik Bagoes)
Batik Sasirangan (Sumber: http://sasirangan.multiply.com/)

Batik Sulawesi

Sulawesi juga memiliki motif batik yang beraneka ragama. Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan memiliki motif-motif seperti Toraja, Bugis dan Makassar. Batik Sulawesi Selatan umumnya menggunakan teknik pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun tetap memiliki kekhasan sendiri. Sedangkan di Sulawesi Tengah rata rata mendatangkan bahan baku tekstil batik dari Jawa, namun  pembuatan motifnya dilakukan oleh masyarakat pengrajin batik di Sulawesi Tengah tepatnya di kota Palu dan motifnya sesuai dengan ciri khas motif lokal Palu. Motif yang digunakan batik-batik di Sulawesi Tengah kebanyakan menggambarkan motif burung maleo, motif bunga merayap, motif resplang, motif ventilasi dan motif ukiran rumah adat Kaili ataupun motif bunga dan buah cengkeh.
Beberapa motif batik Sulawesi Tengah (Sumber: Facebook Batik Banget Indonesia)

Batik Papua

Jangan salah, Papua juga memiliki batik dengan motif-motifnya yang khas dan banyak diminati lokal maupun mancanegara. Dibandingkan dengan corak batik dari daerah lainnya di Jawa, batik Papua memiliki perbedaan corak yang cukup mencolok. Batik dari daerah ini cenderung lebih gelap namun banyak memiliki motif yang terdiri dari gambaran patung.
Batik di Papua selama ini yang paling terkenal adalah batik motif Asmat. Warnanya lebih cokelat dengan kolaborasi warna tanah dan terakota. Soal pemilihan motif batik Papua banyak menggunakan simbol-simbol keramat dan ukiran khas Papua. Cecak atau buaya adalah salah satunya,selain tentu lingkaran-lingkaran besar.
Bahannya macam-macam disesuaikan dengan permintaan pasar.

Batik Bali dan Nusa Tenggara

Batik Bali

Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati – Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara –sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.

Batik Nusa Tenggara

Daerah Nusa Tenggara juga memiliki batik dengan motif khasnya sendiri. Contohnya adalah batik Sasambo (Sasak Samawa Mbojo) yang dijadikan sebagai pakaian batik resmi lokal NTB. Di NTT, juga terdapat batik. Bahkan setiap pulaunya bisa menghasilkan batik dengan keunikan masing-masing. Pulau Sumba misalnya batik tenunnya khas dengan motif hewan. Pulau Rote khas dengan motif daunnya.

Batik itu warisan budaya Nusantara. Seandainya kita tidak terpisah oleh penjajah, Malaysia itu juga termasuk nusantara. Kita itu dengan mereka dulunya satu. bedanya Malaysia dijajah Inggris, Indonesia dijajah Belanda. Tapi kita dengan mereka berbagi warisan budaya yang berakar dari leluhur yang sama. Seperti motif Batik Sumatera berbeda dengan motif batik Jawa dan motif Batik Papua, seperti itu juga bedanya motif batik Malaysia dengan motif batik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar